News  

“Rocky Gerrung dilarang Masuk Jatim”, Tuntutan Aksi Demo di Kantor Gubernur Jatim

Rocky Gerrung dilarang masuk Jatim, Foto: Dokumentasi Massa Demo di kantor Gubernur Jatim

Jatim1.com- Ratusan massa yang mewakili kalangan akademisi dan sosial menggelar aksi protes atas kehadiran Rocky Gerung di Jawa Timur. Aksi unjuk rasa ini berlangsung di depan kantor Gubernur Jawa Timur pada hari Kamis 10 Agustus 2023.

Ratusan pengunjuk rasa menuntut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengirimkan himbauan kepada seluruh instansi agar Rocky Gerung tidak diperbolehkan menjadi dosen di semua lembaga pendidikan di wilayah Jawa Timur.

Pasalnya, sarjana Universitas Indonesia itu dinilai telah menghina kepala negara dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Komentar Rocky yang viral di media sosial mengecam rencana Presiden Jokowi membangun Ibu Kota Negara (IKN) yang disebut tidak sesuai dengan adat ketimuran.

Aksi protes yang dipimpin oleh ulama dan elemen masyarakat dari daerah Madura dan Tapal Kuda itu meminta Gubernur Khofifah melarang Rocky Gerung masuk ke Jawa Timur dan menjadi pengajar di lembaga pengajaran atau pengajaran di Jawa Timur.

Koordinator Aksi Massa disambut oleh pegawai Bakesbangpol Jatim yang merespon keinginan mereka. “Ini kami sampaikan demi keutuhan Pancasila. Lokasi Rocky Gerung tidak mencerminkan Pancasila,” ujar Kamiludin Koordinator Demo.

Ia mengungkapkan, pihaknya meminta kepada gubernur Jawa Timur untuk mengeluarkan surat resmi pelarangan Rocky Gerung masuk ke Jawa Timur atau menjadi dosen di lembaga atau institusi pendidikan di Jawa Timur.

“Sikap Rocky Gerung selama ini sangat mengecewakan jiwa bangsa, khususnya generasi muda di tanah air. Kami ingin Gubernur Jatim mengambil sikap tegas. Kalau tidak, berarti Ibu Khofifah mendukung lirik Rocky,” katanya.

Penolakan serupa terjadi di Surabaya saat Rocky Gerung menjadi dosen di kampus Universitas Airlangga (Unair) beberapa waktu lalu. Namun, kegiatan itu tidak dilakukan setelah beberapa warga berkumpul meminta pihak sekolah untuk tidak menggelar acara tersebut.

“Kami telah menerima banyak kontribusi dari para sarjana dan masyarakat umum yang prihatin dengan situasi ini. Oleh karena itu kami merasa terpanggil untuk menunjukkan eksistensi intelektual untuk melindungi moral anak-anak negara kita,” ujarnya.

Exit mobile version