Tim ini terbentuk saat keempatnya mengikuti magang di PT EDI Indonesia yang merupakan perusahaan pelopor dalam mengembangkan jasa Pertukaran Data Elektronik (PDE) di Indonesia 1,5 tahun lalu.
Naufal Nabil Pramono yang akrab disapa Mono mengungkapkan, pembuatan BengaOne dilatarbelakangi oleh tingginya angka kecelakaan dalam berkendara. Di Indonesia sendiri, lanjutnya, hampir 70 persen kecelakaan berkendara yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.
“Yakni, dalam bentuk kurangnya perawatan kendaraan secara berkala. Maka dari itu, kami sengaja menyasar kendaraan roda empat yang telah menggunakan on board diagnostic atau OBD2. fitur diagnosis kendaraan ini dikembangkan secara 3D visual. Fitur tersebut akan berkolaborasi dengan alat OBD2 yang telah dipasang ke socket yang terletak di bagian bawah setir mobil,” Ujar Mono. Kamis, (12/3/2020).
Dibantu koneksi bluetooth, OBD2 akan menyalurkan informasi berupa hasil kondisi kendaraan pengguna seperti kerusakan pada bagian mobil yang akan ditampilkan melalui aplikasi BengaOne.