Kementerian Keuangan Pilih Jagoan Banyuwangi sebagai Model Pengembangan UMKM Nasional

Kementerian Keuangan Pilih Jagoan Banyuwangi sebagai Model Pengembangan UMKM Nasional, Foto TikTok by@semangatbanyuwangi

Jatim1.com- Bukanlah sekadar klaim kosong, namun melalui program inkubasi bisnis Jagoan Banyuwangi, berbagai inovasi telah berhasil dicapai. Hal ini menarik perhatian Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menjadikan program unggulan Banyuwangi tersebut sebagai proyek percontohan dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) secara nasional.

Jagoan Banyuwangi adalah sebuah program inkubasi yang bertujuan untuk mengembangkan usaha anak muda di sektor pertanian, bisnis, dan bidang digitalisasi (startup) serta sektor terkait lainnya. Program ini diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan terbagi menjadi tiga bidang, yaitu Jagoan Tani, Jagoan Digital, dan Jagoan Bisnis.

“Kami akan bekerja sama dan mengamati langsung perkembangan serta pembinaan UMKM di Banyuwangi yang terhubung dengan program Jagoan Banyuwangi,” ungkap Adi Budiarso, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK) Kemenkeu, dalam pertemuan dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi.

Baca Juga :  Pertemuan Sejarah di KEK Singhasari: King's College London dan Indonesia Berkolaborasi untuk Masa Depan Pendidikan Berkualitas

“Program ini sudah tidak asing lagi bagi kami dan bahkan telah diadopsi oleh daerah lain. Oleh karena itu, kami ingin agar pengembangannya tidak hanya terbatas secara lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional,” tambahnya.

Adi menekankan bahwa kolaborasi ini akan difokuskan pada mempercepat para alumni Jagoan Banyuwangi, terutama dalam hal literasi keuangan dan ekosistem finansial. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman keuangan serta memperluas peluang bisnis bagi anak muda Banyuwangi.

“Kami akan memperkenalkan para peserta Jagoan Banyuwangi kepada ekosistem keuangan yang lebih luas, termasuk Kemenkeu, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LSP), serta instansi terkait lainnya seperti Bea Cukai,” jelas Adi.

Baca Juga :  Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan Capai 600 Meter

Dengan pendekatan seperti ini, Adi mengatakan bahwa Jagoan Banyuwangi diharapkan dapat menjadi proyek percontohan dalam pengembangan UMKM secara nasional.

“Kami berharap bahwa hal ini akan menjadi contoh intervensi pemerintah yang berhasil meningkatkan taraf UMKM,” tambahnya.

Dias Satria, pendiri Jagoan Banyuwangi, menambahkan bahwa kolaborasi dengan Kemenkeu ini akan dimulai pada edisi keempat Jagoan Banyuwangi, yang rencananya akan dimulai pada bulan Juni 2024.

“Dengan dukungan dari PKSK Kemenkeu, kami akan melibatkan mentor yang bersertifikat untuk memberikan pembelajaran tidak hanya seputar model bisnis, tetapi juga mengenai ekspor-impor, literasi keuangan, dan topik lainnya. Sehingga diskusi akan menjadi lebih mendalam,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap bahwa kolaborasi dengan Kemenkeu ini akan meningkatkan kualitas program Jagoan Banyuwangi. Dengan terhubungnya para peserta program dengan ekosistem keuangan dan pasar serta melibatkan praktisi langsung sebagai mentor, diharapkan akan semakin banyak anak muda Banyuwangi yang berhasil mengembangkan usaha mereka.

Baca Juga :  Tragedi Pencabulan Keluarga: Ayah, Kakak, dan Pamannya Jadi Pelaku, Anak Perempuan di Surabaya Jadi Korban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *