Tiga Generasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya

Tiga Generasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya, Foto TikTok by@budalrek

Jatim1.com- Sejumlah ibu peziarah yang sedang berkeliling di sekitar Ampel Suci tiba-tiba terpikat oleh sejumlah tasbih yang tergantung rapi di lapak pedagang kaki lima (PKL). Dengan ramah, pedagang tersebut menawarkan berbagai tasbih, seperti tasbih bidara dan tasbih cincin, kepada para ibu tersebut.

Terjadi tawar-menawar antara pedagang dan para ibu peziarah tersebut. Beberapa dari mereka bahkan mencoba tasbih-tasbih yang terpajang di lapak pedagang di dalam area Wisata Religi Sunan Ampel.

Atmosfir Timur Tengah begitu kental terasa di kawasan tersebut. Para peziarah yang berkunjung biasanya disambut dengan berbagai barang dagangan PKL seperti parfum, kurma, tasbih, sajadah, dan mainan anak.

Meskipun bukan hari yang istimewa, kawasan Wisata Religi Sunan Ampel tetap ramai oleh kedatangan peziarah. Mereka berasal dari berbagai daerah yang ingin mendapatkan berkah di makam Sunan Ampel, salah seorang Wali Songo.

“Saya berasal dari Bangkalan, Madura, bersama teman-teman pengajian kami habis ziarah dan mampir untuk mencari tasbih,” kata Zumrotul Alfiyah kepada detikJatim.

Agus Nadi, salah satu pedagang kaki lima di kawasan tersebut, menyebutkan bahwa peziarah merupakan pelanggan utama mereka. Semakin banyak peziarah yang datang, semakin banyak pula keuntungan yang mereka dapatkan. Meskipun demikian, ia tidak menjelaskan secara spesifik jumlah omzet yang diperoleh.

Baca Juga :  Saat Muhadjir Effendy Memberikan Apresiasi kepada Kapolri yang Telah Menanam 5 Juta Pohon

“Omzet dari berdagang tidak selalu stabil, tapi biasanya pada hari yang sepi kami bisa mendapatkan sekitar Rp 200 ribu per hari,” ungkap Agus.

Para PKL yang beroperasi di setiap pintu masuk kawasan Ampel biasanya tergabung dalam beberapa paguyuban, salah satunya adalah Himpunan Pedagang Kecil Ampel Suci Surabaya (HPKAS). Menurut Agus, ada sekitar 63 PKL yang tergabung dalam HPKAS.

Namun, jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari total PKL di kawasan Ampel. Jumlah sebenarnya bisa mencapai ratusan, namun belum semuanya terdata. Data mengenai PKL biasanya diperoleh dari jumlah anggota paguyuban yang tercatat dan pembayaran iuran mereka.

Agus menegaskan bahwa kebanyakan pedagang di Ampel merupakan warga sekitar, termasuk PKL yang telah mewarisi usaha dari generasi sebelumnya.

“Saya merupakan generasi ketiga, kakek saya telah berdagang di sini, kemudian dilanjutkan oleh ayah saya, dan sekarang giliran saya sejak tahun 1999,” jelas Agus.

Selain berdagang di kawasan Ampel, Agus mengatakan bahwa kebanyakan PKL juga memiliki usaha sampingan yang berhubungan dengan produk yang ditawarkan di Ampel.

Baca Juga :  Kebakaran di Gunung Lawu Meluas hingga 2 Ribu Hektare, Water Bombing Dilakukan 25 Kali Sehari

“Saya juga menjadi distributor minyak wangi, tasbih biasanya dijual sebagai suvenir untuk haji,” tambah Agus.

Agus mengungkapkan bahwa stok barang mereka biasanya diperoleh dari agen lokal maupun diimpor dari China, Turki, dan Arab Saudi. “Beberapa barang seperti air zam-zam kami impor,” tambahnya.

Musim haji adalah waktu yang sangat menguntungkan bagi PKL di Ampel karena biasanya terdapat pesanan suvenir yang banyak. Di sinilah mereka mencari modal tambahan.

Agus juga menceritakan bahwa ia pernah menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI sebesar Rp 50 juta sebagai tambahan modal.

“KUR BRI sangat membantu, saya juga mengajukannya dan kebanyakan PKL di sini juga mendapatkan bantuan pinjaman modal serta prasarana dagang, termasuk QRIS,” jelas Agus.

KUR BRI adalah kredit modal kerja yang ditujukan untuk usaha produktif dan layak. Pengajuan KUR kini semakin mudah karena bisa dilakukan secara online melalui ponsel. Berikut adalah langkah-langkah pengajuannya:

  1. Buka situs kur.bri.co.id di browser HP atau laptop.
  2. Pilih ‘Ajukan Pinjaman’.
  3. Login menggunakan email. Jika belum memiliki akun, daftar atau gunakan akun Google.
  4. Tunggu proses verifikasi melalui email yang telah didaftarkan sebelumnya.
  5. Setelah diverifikasi, login kembali menggunakan email dan password.
  6. Pilih ‘Ajukan Pinjaman KUR’.
  7. Baca ketentuan dan syarat, lalu centang ‘Saya adalah nasabah BRI’ serta ‘Setuju dan Ajukan Pinjaman’.
  8. Klik ‘I’m not a Robot’.
  9. Isi informasi tentang data diri secara lengkap dan benar.
  10. Isi informasi mengenai usaha secara lengkap.
  11. Unggah beberapa dokumen pendukung.
  12. Klik ‘Selanjutnya’ untuk masuk ke halaman pengajuan pinjaman.
  13. Isi data pengajuan, seperti nominal dan tenor.
  14. Klik ‘Hitung Angsuran’ untuk melihat angsuran yang akan dibayar.
  15. Klik ‘Ajukan Pinjaman’.
  16. Tunggu hingga muncul informasi apakah pinjaman disetujui atau tidak.
Baca Juga :  Khofifah Berpesan Saat Melantik 184 Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB di Jawa Timur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *