Jatim1.com-Proses pemilu di Surabaya pada tahun 2024 menimbulkan kekhawatiran serius terkait kecukupan integritas dan ketepatan waktu dalam rekapitulasi suara. Masyarakat merasa geram dengan perubahan suara yang mencurigakan dan keterlambatan proses rekapitulasi.
Adanya PSU (pemungutan suara ulang) dibeberapa tps yang tersebar di beberapa kecamatan, yang sangat mencerminkan buruknya tatakelola institusi KPU kota Surabaya, kesalahan distribusi surat suara untuk pemilihan dprd kab/kota yang terang” an dilakukan oleh kpu menyebabkan dampak yang serius dan kegaduhan khususnya bagi penyelenggara kpu di tingakatan kecamatan.
Selain itu, evaluasi terhadap proses pemilihan 10 besar anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan adanya tudingan ketidakberintegritasan, terutama pada zona 3 Kota Surabaya. Dalam zona ini, penetapan 10 besar nama KPU dianggap tidak berintegritas karena adanya nama incumbent yang terlibat masalah atas penggelembungan suara dan keterlambatan dalam rekapitulasi suara pemilu 2024.
Anggota KPU Surabaya tidak mencerminkan proses yang demokratis dan transparan. Oleh karena itu, terkait dengan hal ini, Tim Seleksi (TIMSEL) dan KPU RI diminta untuk mengkaji ulang nama-nama yang masuk dalam 10 besar KPU zona 3 Kota Surabaya guna memastikan integritas dan kredibilitas lembaga. Tutur Muhammad Faris.
KPU harus memastikan bahwa anggotanya dipilih berdasarkan proses yang transparan, adil, dan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas. Kritik yang disampaikan oleh masyarakat bukan sekadar protes, melainkan upaya untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan membangun kepercayaan publik.
Kami mengajak seluruh pihak terkait untuk bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat dan tepat guna mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemilihan umum.
