Lebih lanjut, Irfan menerangkan bahwa sebenarnya fenomena merebaknya TikTok bukanlah hal baru. Pasalnya, beberapa sosial media lainnya seperti Instagram, Snapchat, dan Facebook juga menghadirkan fitur yang sama.
Fenomena merebaknya TikTok ini tidak hanya terjadi di Indonesia, sebagaimana yang dilansir dari The Guardian, TikTok kini banyak digemari oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Hampir setengah dari generasi milenial dan generasi Z dengan usia 13-38 tahun di Amerika Serikat, berkeinginan menjadi influencer salah satunya dengan media TikTok.
“Pada awal peluncuran aplikasi TikTok ini sempat dituduh sebagai tindakan spionase Tiongkok di kalangan masyarakat Amerika Serikat, artinya dengan menggunakan aplikasi TikTok kita membagikan data pribadi pada Pemerintah Tiongkok. Lain halnya ketika dulu pasang Instagram atau Facebook, kita tidak membahas tentang hal itu. Faktanya itu hanya propaganda TikTok dan kini tetap jadi aplikasi yang digemari,” jelas dosen Ilmu Komunikasi tersebut.