Jatim1.com-Menjelang pesta demokrasi, gelagat politisi untuk membangun citra sudah mulai dilakukan. Ibarat panggung teater yang tak kunjung selesai, seluruh politisi mulai memakai topeng ideologisnya untuk menggalang suara dan keberpihakan. Namun dari aksi panggung yang dilakukan tidak lain hanyalah untuk membangun simpati untuk pemenangan pemilu 2024.
Memilih Presiden dan King Maker di Balik Layar
Momentum pemilu adalah bagian yang fundamental dalam negara demokrasi. Karena merupakan upaya melakukan sirkulasi elite politik dalam kepemimpinan bangsa. Sedari awal sirkulasi elite ini dimaksudkan untuk melakukan pembaruan gagasan, visi dan figure politik. Namun jika kita amati dinamika politik di Indonesia, selalu ada orang di belakang layar yang mengatur skema, strategi maupun percaturan politik. Dalam perkembangannya, orang yang terlibat aktif mengatur pertarungan politik disebut sebagai king maker.
‘King Maker’ adalah istilah untuk menyebut figur atau sosok yang mempunyai pengaruh dan kontrol besar dalam sebuah golongan masyarakat. Kata tersebut berasal dari bahasa Inggris yang artinya “pembuat raja”. Jika diartikan secara umum, yaitu seorang yang punya kuasa untuk menjadikan orang sebagai raja atau pemimpin. Sejak terbentuknya koalisi pemilu 2024 kita sudah dapat melihat siapa king maker di belakang masing-masing calon presiden dari tiap koalisi. Diantara king maker dalam tiap koalisi di antaranya adalah, Megawati Soekarno Putri yang mengdukung Ganjar Pranowo, Jokowi Dodo kepada Prabowo, dan Surya Paloh yang mendukung Anies Baswedan. DirekturEksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi menyebut Pilpres 2024 merupakan kompetisi yang kompleks,bukan hanya terjadi pertarungan antar relawan saja, melainkan juga terjadi rivalitas antara king maker.