“Akhirnya, saya memindahkan lokasi ke ruko di sekitar Jalan Tambak Wedi. Saya awalnya tidak tahu kalau di sana juga ada kantor properti yang saat itu tutup. Warga setempat tidak mengizinkan kami, dan kami pun diusir,” kata Iyan.
Iyan kemudian membawa ratusan orang yang berminat untuk mengikuti briefing dan survei ke depan SDN Kedung Cowek I. Di sana, menurutnya, situasi mulai memanas.
“Saya berusaha menjelaskan, mungkin terjadi miskomunikasi. Namun, sebelum saya selesai bicara, banyak yang sudah terprovokasi dan mulai marah-marah. Ada petugas Satpol PP dan kepolisian yang hadir karena keramaian massa. Bahkan saya sempat ditendang dan diludahi, tapi saya tetap sabar,” jelasnya.
Petugas kemudian membubarkan kerumunan massa, dan Iyan dibawa ke Mapolsek Kenjeran untuk dimintai keterangan.
“Saya menjelaskan di polsek bahwa tidak ada warga yang dirugikan karena belum ada pembayaran DP apa pun. Kami tidak pernah melakukan transaksi kecuali calon pembeli sudah tertarik, sudah mengunjungi lokasi, dan melakukan screening data,” tutur Iyan.