Toha menjelaskan bahwa harga tempe dengan lebar 10 cm lebih tinggi karena proses pencetakan yang lebih rumit. Hal serupa terjadi pada harga jual tempe kemasan plastik 250 gram yang dinaikkannya dari Rp 10.000 untuk 7 bungkus menjadi Rp 10.000 untuk 5 bungkus.
“Siasat sama cuma menaikkan harga. Cetakan sama, kalau dikurangi, harga tetap, pelanggan lari semua,” ungkap Toha.
Produk tempe buatan Toha biasanya dipasarkan ke tiga pasar tradisional di Mojokerto, yaitu Pasar Dlanggu, Pandanarum, dan Tangunan. Selain itu, ia juga melayani sejumlah pedagang eceran yang menjual tempe di berbagai kampung.
Toha, yang dibantu oleh tiga karyawan, mampu mengolah 350 kg kedelai menjadi tempe setiap hari. Produksi dilakukan pada pagi hingga siang dengan menggunakan 300 kg kedelai, sedangkan produksi malam menggunakan 50 kg kedelai. Kedelai yang dimasak pada pagi hingga siang memerlukan waktu 48 jam untuk menjadi tempe karena penggunaan ragi yang lebih sedikit.