AKP Farida Aryani dari Ditlantas Polda Jatim menjelaskan bahwa suami Riska juga mengalami disabilitas, seperti kehilangan kemampuan bicara dan pendengaran. Suami Riska tinggal di Gresik, dan saat itu, ia hanya pamit untuk sebentar ke warung kopi. Riska, yang khawatir karena suaminya tidak pulang dalam waktu yang lama, mengira bahwa suaminya mungkin pulang ke rumah mertuanya di Bangkalan. Maka dari itu, dengan tekad yang kuat, Riska memutuskan untuk menyusul suaminya dengan berjalan kaki dari Gresik sejak pukul 10.00 WIB.
Saat pertama kali tiba di pos polisi, keberadaan Riska sempat membuat beberapa petugas bingung. Ia menggunakan bahasa isyarat untuk meminta bantuan, karena tidak bisa bicara atau mendengar. Farida menjelaskan bahwa Riska meminta secarik kertas dan alat tulis untuk menjelaskan maksudnya melalui bahasa isyarat.
Riska, setelah diberikan alat tulis, mengungkapkan bahwa ia bernama Riska Rahayu dan sedang mencari suaminya. Ia memberikan informasi lebih lanjut bahwa mereka sudah menikah dan tujuannya saat itu adalah untuk mencari suaminya yang diduga telah pulang ke rumah mertuanya di Bangkalan, Madura. Namun, ia mengaku tidak tahu arah jalan menuju rumah mertuanya dan tiba di pos polisi PJR setelah diantar oleh seorang pengangkut sayur.
Petugas polisi yang bertugas lalu memberikan makanan dan minuman kepada Riska sambil mencoba berkomunikasi dengannya. Setelah berbincang sejenak, Riska akhirnya mengingat jalan menuju rumah mertuanya. Namun, ada keunikan dalam permintaannya, karena ia hanya tahu jalan tersebut jika diantar menggunakan sepeda motor.
