STIE IBMT dan Gojek Menggali Potensi Bisnis Era 4.0 di Bidang Transportasi

Gojek dan Aris Winarto selaku ketua STIE IBMT Surabaya

Jatim1.com – Surabaya – Boy Arno Muhammad, Head Regional Government Relation East Java, Bali, dan Nusa Tenggara, membagikan cerita bagaimana awal berdirinya Gojek Indonesia sebagai bagian dari penyedia jasa trasnportasi. Dalam seminar nasional yang bekerja sama dengan STIE IBMT ini, Boy pun menegaskan bahwa bisnis tidak hanya didapatkan dari peluang yang ada, namun juga dari permasalahan yang timbul dalam masyarakat.

Seperti halnya Gojek, perusahaan penyedia jasa layanan transportasi ini dulunya timbul dari masalah yang dialami Nadiem Makarim, sang pendiri. Saat itu, Nadiem merasa kesulitan untuk mencapai satu titik atau berpindah ke titik lain karena kemacetan ibukota. Oleh karena itu, Nadiem berinisiatif untuk mengorganisir para tukang ojek untuk dapat mengatasi memudahkan perpindahan para pelanggan dengan menggunakan kendaraan roda dua.

Baca Juga :  WeChat Pay Dompet Digital China Resmi Beroperasi di Indonesia

Pada awal Gojek pun menggunakan system Call Center untuk menghubungkan antara driver dan pelanggan. Jumlah driver pun terbatas hanya 20 orang. Kini Gojek bertransformasi menjadi Unicorn Indonesia dengan total pendapatan pada tahun 2018 sebesar 55 miliar.

Boy juga menjelaskan bahwa industry 4.0 harusnya bisa bermanfaat secara sosial pula. Saat ini, Gojek telah memberikan peluang lapangan pekerjaan bagi 2,5 juta driver dan lebih dari 600 ribu merchant yang tergabung di Go Food, layanan andalan Gojek selain Go Car dan Go Ride.

Baca Juga :  Hasil Penelitian Profesionalisme Dosen PTS di Jawa Timur

Boy berharap, para pemuda khususnya mahasiswa STIE IBMT pun bisa meniru Gojek untuk dapat melihat permasalahan dan menciptakan solusinya dengan sebuah karya. (wow)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *