Eko Listiyanto dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) juga menekankan dampak signifikan terhadap ketenagakerjaan, terutama pada produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Para pengusaha melaporkan penurunan omzet hingga 30%, sedangkan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melaporkan penurunan sekitar 40% untuk produk FMCG.
Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey, membenarkan penurunan omzet untuk beberapa produk tertentu, seperti susu bayi, susu anak, dan susu lansia yang diumumkan untuk boikot melalui media sosial. Roy menyatakan kekhawatirannya bahwa aksi boikot dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi kuartal III 2023, memproyeksikan penurunan pertumbuhan ekonomi di bawah lima persen pada tahun tersebut.