Arak-arakan tumpeng ini juga diikuti oleh Tokoh Masyarakat, Pemerintah Desa, Cak Yuk Desa Suci, IPNU-IPPNU, serta Karang Taruna. Tidak ketinggalan, seni hadrah yang dijalankan secara berjalan mundur (ISHARI) dengan pengucapan selawat yang tertib.
Khoirul Huda, seorang Tokoh Masyarakat dan Anggota DPRD Gresik Komisi IV, menjelaskan bahwa Tradisi Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan adalah kegiatan tahunan yang diperingati pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar. Huda menekankan bahwa acara ini tidak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga nilai-nilai ekonomi dan persatuan.
“Dalam tahun ini, kami mengajak lima perguruan silat untuk ikut merayakan budaya leluhur ini,” ujar Huda.
Menurut Huda, Rebo Wekasan tahun ini melibatkan tidak hanya organisasi keagamaan, tetapi juga organisasi pemuda sebagai simbol persatuan. Mereka berjalan sekitar 1 km sebagai ungkapan syukur atas hari lahirnya Desa Suci.