Pengamat Media, Irfan Wahyudi Sebut TikTok Kini Jadi Peluang Hasilkan Uang

Pengamat media yang juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Irfan Wahyudi
Pengamat media yang juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Irfan Wahyudi

Jatim1 Lifestyle – TikTok kini bukan hanya dipandang sebagai sarana hiburan semata, melainkan berubah menjadi gaya hidup tersendiri. Hal ini terjadi seiring dengan banyaknya pengguna TikTok.

Saat ini, masyarakat mulai mengabadikan setiap momen keseharian dalam video dengan durasi 15 detik dan efek musik yang beraneka ragam. Apalagi, aplikasi TikTok kini mulai dilirik oleh berbagai kalangan seperti selebriti, dokter, psikolog, dan beberapa start up ternama yang bersaing menyajikan konten sekreatif mungkin.

Pengamat media Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Irfan Wahyudi menjelaskan bahwa fenomena merebaknya TikTok di berbagai kalangan menjadi tren tersendiri.

“Penggunaan sosial media itu sangat dinamis, mereka mencari platform sosial media yang sesuai dengan karakteristiknya. TikTok ini memberikan para user kesempatan untuk membuat short clip (video pendek) dan dituntut untuk sekreatif mungkin,” ujar Irfan di Surabaya pada Senin (24/2).

Baca Juga :  Polres Situbondo Siapkan Tim TI Pantau Sosmed, selama Proses Pilkada 2020

Lebih lanjut, Irfan menerangkan bahwa sebenarnya fenomena merebaknya TikTok bukanlah hal baru. Pasalnya, beberapa sosial media lainnya seperti Instagram, Snapchat, dan Facebook juga menghadirkan fitur yang sama.

Fenomena merebaknya TikTok ini tidak hanya terjadi di Indonesia, sebagaimana yang dilansir dari The Guardian, TikTok kini banyak digemari oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Hampir setengah dari generasi milenial dan generasi Z dengan usia 13-38 tahun di Amerika Serikat, berkeinginan menjadi influencer salah satunya dengan media TikTok.

“Pada awal peluncuran aplikasi TikTok ini sempat dituduh sebagai tindakan spionase Tiongkok di kalangan masyarakat Amerika Serikat, artinya dengan menggunakan aplikasi TikTok kita membagikan data pribadi pada Pemerintah Tiongkok. Lain halnya ketika dulu pasang Instagram atau Facebook, kita tidak membahas tentang hal itu. Faktanya itu hanya propaganda TikTok dan kini tetap jadi aplikasi yang digemari,” jelas dosen Ilmu Komunikasi tersebut.

Baca Juga :  How couples can solve lighting disagreements for good

Saat ini, banyak kalangan mulai melirik TikTok sebagai ladang bisnis baru utamanya para influencer yang sering disebut juga seleb TikTok. Dimana, mereka berkolaborasi untuk mempromosikan berbagai brand dalam video TikTok-nya. Begitu pula, start up berbondong-bondong mencuri perhatian pasar lewat TikTok.

Tak hanya sebagai ladang bisnis, menurut Irfan, beberapa kalangan juga menggunakan TikTok sebagai media membentuk personal branding. Para influencer membangun persona agar mendapatkan followers TikTok sebanyak mungkin, hal tersebut dimaksudkan untuk membuka peluang endorse yang lebih besar.

Baca Juga :  Sutradara Film 'Doctor Strange 2' Undur Diri

“Melihat fenomena TikTok ini ke depan mungkin tidak akan bertahan lama, jika hanya fitur itu saja yang ditawarkan. Namun, melihat perkembangan pesat aplikasi TikTok dengan pertumbuhan jumlah penggunanya, bukan tidak mungkin aplikasi ini akan tumbuh menjadi sangat besar seperti Instagram dan Facebook,” tegasnya. (J1AA12)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *