“Di wilayah Utara Surabaya, banyak warga Madura, mereka komitmen kuat, dan punya persentasi memilih, bukan angka golput. Jaringan komunitas yang kuat, relawan, lalu juga grassrot itu penting dan bisa menjadi penentu,” katanya.
Pria yang juga konsultan politik ini menilai Pilwali Surabaya tidak hanya ditentukan dengan uang. Namun jaringan yang kuat dapat menentukan siapa yang akan menjadi penerus Tri Rismaharini di Surabaya. Gus Wahid melihat, di Surabaya banyak warga Madura, namun kurang berani mengambil panggung politik.
Disinggung soal figur perempuan, Gus Wahid berharap, di Surabaya tetap ada wakil perempuan yang menjadi pemimpin. Sampai saat ini, ada beberapa nama figur perempuan yang santer maju dalam Pilwali Surabaya 2020 seperti Lia Istifhama, Dyah Katarina, hingga Reni Astuti.