MEMAKNAI KETELADANAN GURU DALAM BINGKAI PENDIDIKAN NASIONAL

Melandri saat Perjalanan di Bukit Wilis
Ucapan Selamat Hari Guru oleh Melandri saat Perjalanan di Bukit Wilis

Indonesia merupakan negara besar yang memiliki jumlah penduduk kurang lebih 265 Juta jiwa, terbagi dalam berbagai macam suku, ras, budaya dan agama. Keberagaman perbedaan inilah yang menyita perhatian banyak bangsa lain, tidak hanya keberagaman budaya namun keberagaman sumber daya alam nya yang begitu melimpah ruah di negeri ini. Dengan begitu banyak penduduk dan keberagaman yang menyelimuti bumi pertiwi, lahirlah pemikiran mengenai pentingnya pendidikan yang telah lama diperjuangkan oleh Tokoh – Tokoh Nasional Indonesia. Keterbatasan akses untuk bercengkrama dengan keilmuan, pengetahuan dan pemahaman konsep secara global membuat Tokoh – Tokoh Nasional bersipu malu dan prihatin dengan keadaan tersebut. 3 Juli 1922, seorang Tokoh Nasional yang telah lama memperhatikan keadaan tersebut yang bernama Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa yang merupakan badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan sumber daya manusia yangg menggunakan pendidikan sebagai upaya mencapai cita – cita. Bagi Tamansiswa, Pendidikan bukanlah suatu tujan tetapi suatu media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka secara lahir dan batinnya. Merdeka Lahiriah, tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik. Sedangkan secara batiniah, dapat mengendalikan keadaan. “ Ing Ngarso Sang Tulodo, Ing Madyo Mangan Karso, Tut Wuri Handayani “, Di depan menjadi seorang tauladan, di tengah membangkitkan semangat, di belakang memberikan motivasi. Kata – kata yang memiliki makna mendalam dan sangat filosofis. Taman Siswa merupakan suatu jawaban atas diskriminasi yang dilakukan oleh kolonial. Motto taman siswa ini dapat menjadi prinsip dasar bagi rakyat indonesia.

Baca Juga :  Bamsoet: PAN Setuju Dilakukannya Amandemen Terbatas UUD 1945

Berbicara mengenai peran seseorang yang berada di balik perjuangan pendidikan Indonesia, kita semua tahu dan kenal yaitu bapak Ki Hajar Dewantara, namun itu cerita perjuangan lama. Kini dengan perkembangan jaman yang sangat pesat peran dari seorang guru mengalami perubahan. Sosok seorang guru dianggap sebagai seorang yang memiliki kebijaksanaan, kearifan dan berpengetahuan luas, dedikasi tinggi terhadap pendidikan. Dalam era pasca proklamasi dan reformasi dijadikan sebagai salah satu aspek untuk menjadikan manusia Indonesia merdeka seutuhnya, hal ini memiliki arti melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu pendidikan yang dilakukan oleh kolonial. Dengan berjalannya masa demi masa, guru yang memperjuangkan dan berdidikasi atas pendidikan mendapatkan bentuk penghargaan sebagai “ Pahlawan Tanpa Tanda Jasa “ . peran dan fungsinya yang begitu vital dalam pembentukan karakter sehingga mendapatkan perhatian dari pemerintah Indonesia. Namun, dibalik itu semua terdapat celah – celah yang dapat dikritisi dari seorang guru dan dapat diteladani secara baik bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga :  Fakta baru di Bogor Polisi Tembak Polisi, Pelaku berinisiatif Melarikan Diri usai Kejadian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *