Jatim1.com – Surabaya – Menjelang tutup tahun 2019, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan berbagai kinerja yang telah dicapai Pemprov Jatim selama tahun 2019. Selain itu, juga dipaparkan target-terget dan program prioritas yang akan dicapai pada tahun 2020. Pemprov Jatim terus berupaya mengendalikan harga agar tidak terjadi pelonjakan inflasi, di sektor peternakan juga diupayakan guna mewujudkan Indonesia swasembada daging pada tahun 2024, dan menargetkan seluruh wilayah Jatim akan teraliri listrik pada tahun 2021.
“Kami meminta Kanwil BI dan BPS Jatim ikut hadir supaya masyarakat mendapatkan data yang valid perjalanan program pembangunan selama tahun 2019 serta bagaimana program-program strategis dan prioritas di tahun 2020,” Ujarnya saat melakukan Press Conference di Ruang Rapat Bhinaloka, Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan No. 110 Surabaya. Minggu, (29/12/2019)
Dijelaskan, kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa Timur hingga triwulan III-2019 (c to c) mencapai 5,52 % masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,04 %.
“Yang patut disyukuri perjalanan pada tahun 2019 adalah ekonomi kita cukup solid. Pertumbuhan ekonomi Jatim di atas rata-rata nasional dan ada kecenderungan naik. Sedangkan pertumbuhan ekonomi global cenderung menurun,” kata Khofifah panggilan akrab Gubernur Jatim.
Menurutnya, kekuatan ekonomi di Jatim adalah antara lain ditopang oleh kekuatan UMKM, serta perdagangan antar daerah dan antar provinsi. Karena itu, misi dagang menjadi hal yang penting.
“Kita harus tumbuh bersama, kuat bersama. Dan Jatim harus membangun korelasi yang sama-sama tingginya antara pertumbuhan ekonomi Jatim dengan seluruh provinsi terutama 16 provinsi lain yang selama ini logistiknya sebagian besar disupport dari Jatim,” jelasnya.
Berdasarkan data BPS Bulan November 2019, lanjutnya, untuk PDRB Jatim per triwulan III-2019 mencapai Rp. 1.753,77 triliun dengan kontribusi sektor industri mencapai 30,02%, sektor perdagangan sebanyak 18,57 %, sektor pertanian mencapai 12,19 %. Selanjutnya kontribusi dari 14 sektor lainnya mencapai 39,22 %.
“Dari segi PDRB menggembirakan karena kontribusi PDRB Jatim terhadap PDB Nasional 14,92% per triwulan III-2019. PDRB Sektor Pertanian Jatim terhadap PDB Sektor Pertanian Nasional 13,53%, Sektor Industri Pengolahan terhadap PDB Sektor Industri Pengolahan Nasional 22,84%, sedangkan Sektor Perdagangan terhadap PDB Sektor Perdagangan Nasional 21,29%,” jelasnya.
Tak hanya pertumbuhan ekonomi dan PDRB yang mencatatkan hasil positif bagi Jatim, perkembangan inflasi di Jatim year on year (y.o.y) juga memiliki bahkan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Pada November 2019, tingkat inflasi Jatim mencapai 2,20 % lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 mencapai 2,96 %.