Namun, Slamet menegaskan bahwa pihaknya belum bisa memastikan jenis racun yang menyebabkan kematian kucing-kucing tersebut. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya sampel yang bisa diambil karena bangkai kucing sudah lama dikubur. “Kami tidak bisa memastikan apakah ini karena keracunan atau diracun, karena kejadiannya sudah lama dan bangkai kucing sudah dikubur,” jelasnya.
Dispangtan Kota Malang pun menghimbau pemilik hewan peliharaan untuk tidak membiarkan hewan peliharaannya berkeliaran bebas agar tidak mengganggu warga lain. “Kami menyarankan agar pemilik kucing membuat kandang sehingga tidak dilepasliarkan,” tambahnya.
Sebagai informasi, sebanyak 16 kucing liar dan peliharaan di daerah tersebut mati mendadak antara Sabtu (5/10) hingga Kamis (10/10/2024). Sebagian besar kucing menunjukkan gejala kejang-kejang dan mulut berbusa sebelum mati.