Kabarnya, nama sate komoh berasal dari bahasa Jawa, “klomoh,” yang berarti basah dalam bahasa Indonesia. Kata “klomoh” kemudian diadopsi menjadi “komoh.”
Sate komoh disajikan dengan potongan daging sapi berukuran besar yang dibalut dengan bumbu kaya rempah. Hidangan ini juga sering disajikan bersama rawon. Dahulu, rawon sate komoh hanya disajikan untuk masyarakat mampu karena harga daging yang mahal. Namun, seiring waktu, rawon sate komoh kini dapat dinikmati oleh siapa saja.
Pasuruan telah mengukuhkan rawon sate komoh sebagai makanan khasnya. Pengukuhan ini dilakukan saat Pasuruan mengadakan festival makanan khas Kota Pasuruan. Bukan tanpa alasan, rawon sate komoh menjadi makanan khas karena keunikannya yang berbeda dari rawon daerah lain.
Kuliner ini terdiri dari nasi yang disiram dengan kuah rawon, dilengkapi dengan lauk terpisah berupa sate komoh. Sate ini dibuat dari daging sapi yang ditumis dengan berbagai bumbu, lalu dibakar. Warna sate yang merah kecokelatan berasal dari bumbu tumisan, memberikan rasa yang khas dan kaya rempah.
Sate komoh sering disajikan dalam acara syukuran dan kumpul keluarga besar, serta menjadi ide hidangan saat Idul Adha. Tekstur daging sapi has dalam yang lembut berpadu dengan bumbu dan dibakar menggunakan bara api, menciptakan kenikmatan khas Pasuruan ini.