Menurut Subandi, dokter di RSUD Bangil menyatakan bahwa operasi yang dilakukan sudah sesuai prosedur. Namun, Subandi menegaskan bahwa yang dimaksud prosedur adalah operasi prostat, bukan pengambilan buah zakar.
“Mereka bilang sudah sesuai prosedur. Kalau prosedur operasi prostat, iya. Anak saya menandatangani untuk operasi laser dan prostat. Tapi mengapa kedua buah zakar saya diambil tanpa izin saya? Jangankan tanda tangan, bilang saja tidak,” katanya.
“Seharusnya jika ingin mengambil atau memotong, harus berkompromi dulu dengan saya. Sekarang saya merugi, selamanya tidak bisa bahagia dengan istri saya,” lanjut Subandi.
Subandi menekankan bahwa dirinya ingin keadilan dan meminta RSUD Bangil bertanggung jawab karena telah mengambil buah zakarnya tanpa izinnya sebagai pasien.