Amanat itu kemudian dituangkan dalam Keputusan Munas Bersama SOKSI Tahun 2017 dan telah dilaksanakan konsisten oleh Keluarga Besar SOKSI dalam Pemilu 2019 memenangkan kembali Presiden Jokowi.
Dengan posisi Pak Jokowi yang kami anggap dan akui SOKSI sejak 2014 itulah salahsatu motivasi kami SOKSI selalu komit mendukung dan turut aktif mengawal kepemimpinan nasional Presiden Jokowi sejak 2014 lalu, jelas Politisi senior Golkar gemblengan langsung Pak Suhardiman Pendiri SOKSI dan Golkar itu.
Kedua, refleksi rekam jejak kepemimpinan Presiden Jokowi sejak 2014, menurut SOKSI, Pak Jokowi adalah Pemimpin Negarawan dan politisi negarawan serta teknokrat negarawan. Politiknya adalah politik negara sesuai visi missinya, bukan politik partai.. Karenanya Pak Jokowi cocoknya di Partai Golkar penganut doktrin Karya Siaga Gatra Praja dengan karya kekaryaan artinya Kader Golkar siap membangun negara dengan karya kekaryaan. Poliitik Partai Golkar tidak berubah sejak lahir sebagai Sekber Golkar yang bukan partai politik. Meskipun kemudian Golkar menjadi Partai di era reformasi pada 1999 terapi doktrinnya tetap dan politik Partai Golkar tetap tidak berubah yaitu politik negara untuk membangun negara , bukan politik partai. Membangun negara dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila sesuai platform politik Partai Golkar sejak awal.
Ketiga, Peranan Pak Jokowi yang besar dalam mensukseskan Rekonsiliasi Partai Golkar diantara Ketum Aburizal Bakrie dengan Ketum Agung Laksono yang konflik sejak 2014 hingga diselenggarakannya Munaslub Partai Golkar pada Mei 2016 di Bali menuju rekonsolidasi Partai Golkar dan bergabungnya Partai Golkar dengan Koalisi Pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla yang ditandai kemudian dengan masuknya beberapa kader Partai Golkar didalam Kabinet antara lain Pak Airlangga Hartarto dan Pak Agus Gumiwang Kartasasmita.
Keempat. Partai Golkar adalah Parpol pertama memutuskan Pak Jokowi Presiden dua periode menuju Pemilu 2019 melalui Keputusan Rapimnas Partai Golkar pada Juli 2016 dibawah kepemimpinan Ketum Setya Novanto yang kemudian dilanjutkan oleh Ketum Airlangga Hartarto melalui Munaslub Partai Golkar pada Desember 2017.