“Jembatan penyeberangan bawah tanah ini akan dirancang agar tahan banjir, efisien energi, dan ramah bagi penyandang disabilitas. Kami juga memperhatikan aspek estetika. Selain itu, terowongan tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai galeri seni atau ruang pameran,” tambahnya.
Saat ini, rencana pembangunan jembatan penyeberangan bawah tanah sedang diajukan oleh Dinas PUPR. Namun, proses penganggaran diperkirakan baru dapat dilakukan pada tahun 2025.
“DED telah selesai, sekarang tinggal masalah penganggaran. Kemungkinan akan terealisasi pada tahun 2025. Kami menunggu keputusan dari Dinas PUPR. Berdasarkan perhitungan DED, diperkirakan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 12 miliar,” ujarnya.