Pertunjukan Reog Ponorogo melibatkan instrumen seperti kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung, slompret, slendro, dan pelog. Timnya terdiri dari 20-30 orang dengan peran warok tua, warok muda, pembarong, penari Bujang Ganong, dan Prabu Kelono Sewandono. Lagu pengiring antara lain Putrajaya, Ponoragan, Sampak, Obyok, dan Kebo Giro, dengan lagu selingan Ijo-ijo dan Walang Kekek.
Pertunjukan Reog Ponorogo terbagi dalam empat babak:
- Babak Pertama: Menampilkan penampilan jaranan atau jathilan, disertai tokoh Penthul-Tembem yang menari dan melucu, diikuti latihan perang prajurit.
- Babak Kedua: Adegan tokoh Singo Barong menari, bergerak seperti pantomim dan harimau, dilanjutkan dengan pertempuran antara prajurit dan Singo Barong.
- Babak Ketiga: Perang antara Bujangganong dan Singa Barong, di mana Singa Barong kalah dan menjadi tawanan Bujangganong.
- Babak Keempat: Menampilkan tarian Klono Sewandono dan Bujangganong yang mempersembahkan Singo Barong.
Reog Cemandi
Dari situs resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum & HAM RI, Reog Cemandi adalah jenis Reog yang berasal dari Desa Cemandi, Sedati, Kabupaten Sidoarjo.
Pertunjukan ini menggunakan iringan kendang, pedang, dan angklung, dengan pemain mengenakan topeng barongan. Reog Cemandi sudah ada sejak tahun 1922 dan pada awalnya digunakan sebagai sarana perlawanan terhadap penjajah Belanda. Keseniannya menciptakan ketakutan di kalangan tentara Belanda saat serangan, sehingga mereka melarikan diri.