“Pemilik warung mengatakan bahwa dagangannya dijarah dan bendera digunakan sebagai wadah. Mereka merampas makanan, minuman kemasan botol, rokok, dan seorang pengunjung juga terluka di atas telinga dan harus dibawa ke bidan terdekat,” jelas Tri.
Tri sendiri mengaku bahwa ia dipukuli dan terkena lemparan benda tumpul. Ia berhasil selamat setelah berlindung di dalam Bangkel Coffee. Akhirnya, polisi menghalau massa PSHT, yang kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo dan Pasuruan.
“Saya dipukuli dan terkena lemparan benda tumpul, terutama di kepala bagian atas. Saya membersihkan luka tersebut. Pagi ini, saya pergi ke IGD RS Arofah di Mojosari dan diberi 5 jahitan,” tambahnya.
Namun, baik Tri maupun seorang pengunjung lain yang terluka dalam insiden tersebut memilih untuk tidak melaporkan kejadian ini kepada polisi. Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Imam Mujali, membenarkan bahwa tidak ada tindakan penjarahan di warung kopi tersebut.
“Korban tidak melaporkan kejadian tersebut. Saya memantau dan tidak ada penjarahan di Bengkel Coffee,” katanya.