“Kecuali Bahasa Arab kan bukunya tidak ada, itu sepakat gurunya memberikan buku dan di foto copy,” ungkapnya saat di konfirmasi oleh pewarta di Sekolah SMAN 1 Kwanyar.
Mathur Husairi Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur adanya hal tersebut mengatakan, Sebenarnya persoalan ini tidak hanya di satu sekolah tidak hanya di Kwanyar saking tidak ada yang berani ngomong entah itu dari siswa atau wali siswa.
“Sebenarnya ini tidak boleh, lembaga pendidikan ini tempat mendidik anak didik kalau kemudian sekolah ini mulai berbisnis atau guru mapel itu sama saja buka toko,” tutur anggota DPRD Provinsi Jatim Dapil Madura ini.
Lanjutnya Ia mengatakan, pertanyaan kita buat apa dana BOS selama ini, dana BOS ini reguler persiswa kalau ngak 1 juta 5 ratus atau 1 juta 8 ratus persiswa pertahun belum lagi dana (BPOBP Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan) itu kami anggarkan setiap tahun di APBD Provinsi Jawa Timur.