“Impak angin kencang menjadi salah satu faktor penyebab cepatnya perambatan dan perluasannya api. Kondisi cuaca seperti kabut dan angin kencang juga menjadi hambatan ketika melakukan operasi water bombing, yang membuat helikopter tidak dapat terbang untuk menjalankan pengeboman udara,” terang Argowiyono.
Argo menegaskan bahwa sinergi dan kerja sama yang kuat dari Satgas Gabungan Karhutla Gunung Lawu, yang terdiri dari TNI-Polri, Perhutani, KLHK, BPBD kabupaten/kota/provinsi, BNPB, relawan Tagana, trail, perangkat desa, LMDH, dan semua elemen terkait lainnya, memiliki dampak positif dalam percepatan upaya penanganan kebakaran hutan di Gunung Lawu.