Rencananya, tradisi Tiban akan berlangsung hingga tanggal 17 Oktober mendatang. Beberapa tamu undangan dari luar kota, seperti Kabupaten Blitar, Jember, Kediri, dan Madiun, telah mengkonfirmasi kehadiran mereka untuk ikut memeriahkan tradisi ini.
Ketua Panitia Tradisi Tiban Taman Agung, David Gia Ade, menjelaskan bahwa tradisi Tiban tidak pernah digelar selama 15 tahun terakhir. Tahun ini, tradisi ini kembali diadakan karena adanya keluhan dari para petani, yang menghadapi kemarau panjang yang mengancam persawahan mereka hingga hampir mengering.
Menurut David, pertarungan di arena berlangsung dengan lancar, dan setiap petarung selalu tampil dengan semangat tinggi. Tradisi Tiban ini dianggap sebagai obat rindu bagi pemuda di Desa Taman Agung.
“Tujuan utama adalah agar tradisi ini tetap hidup dan tidak punah, tidak hanya di Desa Taman Agung, tetapi juga di desa-desa lain di Banyuwangi jika diperlukan. Ini juga untuk mengajarkan generasi muda agar menjaga tradisi dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan,” jelas David.