Di salah satu sudut lapangan, terlihat seorang pria dengan luka yang terbuka di lengan kanannya akibat cambukan. Pria ini adalah Ceho, seorang pemuda dari Taman Agung yang diakui sebagai senior petarung dalam tradisi Tiban. Ceho mengungkapkan bahwa ia tidak absen sejak tradisi Tiban kembali digelar pada Jumat 29 September 2023 yang lalu. Bagi Ceho, Tiban adalah sebuah tradisi yang telah ia tunggu-tunggu selama 15 tahun terakhir.
Menurutnya, Tiban mengandung makna bahwa hujan datang secara tiba-tiba, seperti harapan yang datang secara tiba-tiba. Ia merasa bahwa sakit yang ia alami saat bertarung telah hilang begitu ia berada di arena, mendengarkan musik, dan merasakan adrenalin.
Bagi para petarung, yang dibutuhkan hanyalah kondisi fisik yang prima dan mental yang kuat. Mereka harus siap menghadapi cambukan tanpa perlindungan, karena cambuk tersebut sengaja dibuat agar tidak mempan terhadap ilmu kekebalan.
Cambuk yang digunakan dalam tradisi ini dibuat secara khusus dengan menggunakan batang lidi daun aren dan dililit dengan bilah bambu apus. Ini dilakukan agar pertarungan berjalan dengan adil tanpa mengurangi nilai esensi dari tujuan tradisi meminta hujan.