Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menambahkan bahwa pelantikan ini terbagi menjadi dua jenis rotasi, yaitu promosi untuk mengisi kekosongan jabatan yang sudah pensiun atau meninggal dunia, dan mutasi untuk penyegaran dan peningkatan status sekolah.
“Kemarin mungkin ada gejolak berbagai hal, tentu ada evaluasi. Kita tidak bisa terus-terusan membiarkan kekosongan jabatan dalam waktu yang lama, jadi kita lakukan mutasi untuk melakukan penyegaran,” jelasnya.
Aries juga menyebut bahwa dari 184 kepala sekolah yang dilantik, hanya sebagian kecil yang akan mengisi jabatan kepala sekolah yang kosong dan mereka berasal dari guru penggerak yang telah memiliki sertifikasi cakep. Hal ini disebut sebagai rotasi promosi.
Mutasi juga dilakukan di sekolah unggulan seperti SMAN Taruna Jawa Timur sebagai bagian dari penyegaran dan evaluasi. Kepala sekolah yang ditempatkan di sana harus memiliki prestasi, kompetensi, kemampuan manajerial, serta kemampuan berkomunikasi yang baik, termasuk dalam berinteraksi dengan TNI dan Polri.