Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Dewi Veronica, menjelaskan bahwa peningkatan kasus ini terjadi selama musim kemarau. Oleh karena itu, pihaknya saat ini sedang memantau kecamatan-kecamatan dengan angka kematian pasien yang lebih tinggi, seperti Gending, Kraksaan, Paiton, dan Krejengan. Hingga pekan ketiga bulan September, total 18 pasien telah meninggal dunia.
Dr. Dewi juga mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap enteng DBD sebagai demam biasa. Karena jika seseorang terjangkit DBD dan penanganannya terlambat, dampaknya dapat berakibat fatal dan berujung pada kematian.
“Pemberian informasi dan sosialisasi tentang DBD, termasuk pengetahuan dasar, pencegahan, dan penanganan telah kami lakukan secara rutin. Selain itu, kami juga menggalakkan gerakan ‘1 rumah 1 juru pemantau jentik’ dan upaya pemberantasan sarang nyamuk melalui program 3M plus,” ungkap dr. Dewi.