“Kejadian ini memang terjadi ketika ada kebakaran di savana yang disertai dengan angin kencang. Hal ini biasanya terjadi pada hari panas dan kering selama musim kemarau dan merupakan fenomena alam yang lazim di kawasan lautan pasir. Kali ini, angin besar yang terjadi cocok dengan titik api kebakaran,” jelas Septi Eka Wardhani, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS.
Hingga saat ini, petugas gabungan terus berupaya keras untuk memadamkan kebakaran di Gunung Bromo. Upaya pemadaman melibatkan penggunaan helikopter water bombing. Titik fokus pemadaman terletak di wilayah Blok Watangan dan sekitarnya.
Helikopter water bombing mengambil air dari wilayah Wringinanom, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, lalu menuju titik api yang masih menjalar di Gunung Bromo.