PMII Surabaya telah mencoba untuk membawa berbagai isu penting dalam pertemuan tersebut. Namun, sikap defensif dari Kepala DLH dan upaya untuk mengalihkan fokus dari kekurangan yang ada semakin jelas terlihat. Padahal, setidaknya ada empat poin penting yang seharusnya menjadi fokus pertemuan: pengolahan sampah, fungsi PT. Sumber Organik dalam penanganan sampah, remidiasi lingkungan yang tercemar, dan keterbatasan anggaran yang memengaruhi kinerja DLHK Surabaya.
Namun, tanggapan dari Kepala DLH Agus Hebi Djuniantoro mengundang tawa keheranan. Ia berdalih bahwa kekurangan fasilitas menjadi alasan pengelolaan sampah yang buruk dan pencemaran lingkungan di Surabaya. Namun, dalih ini tidak dapat diterima oleh akal sehat, terutama ketika dilihat dari anggaran yang cukup besar yang dialokasikan untuk DLH Surabaya.
“Ucapan Kepala DLH terkait kekurangan anggaran hanyalah sebuah kelakar. Lihatlah anggaran yang tersedia di LKPP DLH Surabaya. Angka miliaran rupiah sudah tertera jelas. Namun, kami merasa bahwa anggaran tersebut tidak digunakan secara efektif,” ungkap Hamdani.