Menurut Khofifah, capaian tersebut tidak lepas dari peran guru dan kepala sekolah yang memberikan bantuan secara intensif kepada siswa. Berisi banyak simulasi ujian atau berbagai soal latihan. Ia menilai langkah tersebut paling efektif untuk mempersiapkan siswa menghadapi soal-soal yang diujikan sekaligus menakar tingkat kesulitan soal.
“Dua jalur seleksi PTN ini tidak mudah. Pesaingnya ratusan ribu dan sangat ketat. Terlebih aturan baru model soal SNBT tahun ini tentu membuat guru dan kepala sekolah harus berpikir serius menyusun strategi agar siswanya diterima pada PTN yang dituju,” tutur Khofifah.
“Pun begitu juga pada jalur (SNBP) yang diseleksi melalui nilai akademik. Tentu disampaikan Khofifah hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi kami saat Jawa Timur kembali menjadi provinsi terbanyak yang mendominasi siswanya diterima PTN melalui jalur SNBP dan SNBT berturut-turut,” imbuhnya.
Khofifah menilai keberhasilan para siswa masuk PTN tanpa tes maupun melalui tes juga didukung persiapan matang dari para guru serta keseriusan para siswa. Salah satunya melalui peran optimal guru BK yang membuka konsultasi karier dan akademik.
Selain itu, pencarian informasi secara intensif soal beasiswa di berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri juga aktif dilakukan. Khofifah menambahkan para siswa juga perlu mendapat sosialisasi sedini mungkin agar bisa mempersiapkan prestasi akademiknya dengan matang.
