Alat penyiram tersebut juga dilengkapi dengan sensor kelembapan. Sehingga akan berhenti secara otomatis jika kelembapan tanah lebih dari 60 persen.
Untuk pembuatannya sendiri, Fatkhur menjelaskan bahwa perlu beberapa kali uji coba untuk membuatnya. Soal biaya, puntuk pembuatan satu alat penyiram tanaman otomatis ini diperlukan sekitar Rp 800 ribu.
Sementara itu, pihak sekolah SMKN 1 Ngasem menyatakan selalu memfasilitasi para siswanya untuk berkreasi. Terlebih lagi, jika ada ide penemuan alat. Pihak sekolah sangat mendukung dan mendorong kreasi tersbeut didaftarkan untuk ikut kejuaraan tingkat provinsi.