Di Sustainable fashion ini, kata Arumi, mengedepankan batiknya yang berbahan limbah tekstil, artinya bisa mengklasifikasikan tidak mengandung bahan kimiawi, juga tidak berbahaya bagi lingkungan dan badan. Tidak hanya mengandalkan cantik saja melainkan pertanggung jawab batik yang dipakai.
“Dekranasda Jatim sendiri para pengrajin dan UMKM nya khusunya di bidang batik, selalu kita beri sosialisasi dengan konsep ‘Zero Waste’. Ini upaya kami memperbaiki dan mengolah limbah. Jadi olahan limbah dengan pewarna alami, mampu memperbaiki hasil karya batik. Kalau pewarna buatan hasilnya bisa kuning, hijau, coklat. Dan itu tidak sehat bagi tubuh kita,” Ujar Arumi. (ari)