“Saya secara pribadi, tentu bangga menjadi bagian dari salah satu partai terbesar di Republik ini dengan sejarah panjang berkarya untuk pembangunan bangsa dan negara. Karena itu, belajar dari dua kali Munas sebelumnya yang selalu berakhir dengan perpecahan, alangkah eloknya jika isu yang dimainkan jelang Munas adalah perang gagasan dari setiap Calon Ketum,” tegasnya.
Reza menambahkan, biarkan para pemilik suara yang sah di Munas untuk menentukan pilihannya tanpa intimidasi ataupun iming-iming imbalan politik uang.
“Munas nanti selain menjadi kawah candradimuka seluruh stakeholder partai untuk menentukan strategi ke depan, Munas juga akan memilih dan menetapkan Ketum Partai Golkar untuk lima tahun ke depan. Dan tentunya harus dengan proses yang benar sesuai AD/ART yang mengatur soal ini,” ujar Reza.
Kalau pun dalam proses Munas nanti, lanjut Reza, saat agenda pemilihan Calon Ketum tidak bisa ditempuh dengan musyawarah mufakat, maka terpaksa dilakukan dengan pemungutan suara. Mekanisme itu sudah ada dan diatur dalam AD/ART.