Ada lagi komoditas yang menggiurkan yang bisa digarap oleh para manipulator agama, yaitu bisnis Sertifikat Halal. Bisnis industri raksasa dengan potensi omzet super jumbo. Puluhan tahun bisnis ini dimonopoli oleh organisasi ulama mereka yang sejatinya hanya kelompok ormas. Dengan bantuan agen para pendakwah agama, umat dan produsen ditakut-takuti sehingga istilah Halal seolah menjadi barang sakral.
Produk dengan label halal menjadi produk bergengsi dan seolah dianggap sah untuk dinaikkan harganya. Karena pelaku industri tahu pasti untuk mendapatkan sertifikat HALAL memerlukan biaya yang sangat besar. Dan selama puluhan tahun semua uang triliunan itu masuk di kas kelompok ulama tersebut tanpa pernah ada laporan ke publik atau auditable. Dan ulama mereka juga menjadi kaya raya.
Dan yang orang lupa menelisik adalah bangkitnya industri raksasa pakaian bergaya Arab di negeri itu. Melalui para pendakwah yang menghalal-haramkan cara berbusana, para produsen busana halal versi mereka marak dan menangguk untung yang luar besar. Berbusana yang agamis saat ini telah menjelma menjadi sebuah gaya hidup yang dogmatis sekaligus hedonis. Dan secara perlahan berpotensi menggeser pakaian tradisi seperti kebaya dan berbusana anggun lainnya.
Dan geliat industri pakaian bergaya Arab diikuti dengan produk lain seperti shampoo untuk rambut yang tertutup seharian. Apakah para pendakwah agama itu mendapatkan ‘success fee’ dari industri busana agamis ? Konon kabarnya iya tapi seperti buang angin, baunya nyata tapi bentuknya hanya fatamorgana.