Anak asuh yang ditangani Tim CSR Unitomo dipilihkan oleh Pemkot melalui data anak putus sekolah yang ada di Surabaya. Sedangkan Unitomo bertugas menyediakan 30 mahasiswa pendamping untuk mengawal 30 siswa.
Para pendamping bertugas menjaga, agar mereka tidak putus sekolah dan menyelesaikan problem yang dialami adik asuh, seperti tidak mendapat Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau kesulitan melengkapi dokumen pendidikan, serta melakukan pendekatan. “Kami mendapat data anak putus sekolah dan Unitomo sudah mengembalikan 30 anak kembali sekolah,” terangnya.
Pendampingan dilakukan sejak Mei. Sebelumnya, pendamping melewati proses seleksi dari internal kampus. Tugas pendamping adalah mengawal proses belajar. “Kita mengupayakan agar mahasiswa tidak selalu menjadi Sinterklas, tapi untuk melakukan upaya pendampingan,” lugasnya.